Menjadi
orang kaya adalah cita-cita semua orang. Kita rela perpi pagi , pulang malam,
kerja keras banting tulang, kaki jadi kepala , kepala jadi kaki demi
mendapatkan rizki yang sebesar-besarnya. Demikianlah seharusnya seorang muslim
berusaha keras mencari rizki. Karena itu pula Alloh Ta’ala menyemangati
hambanya dengan menurunkan Surah Al Jumu’ah ayat 10 sbb :
فَإِذَا
قُضِيَتِ الصَّلاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الأرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ
وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُون
Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
Itulah
sebabnya ketika kita melihat pemandangan di masjid-masjid, orang-orang masih bermalas-malasan
dan tidur-tiduran sehabis sholat,. maka itu tidak sesuai dengan semangat Surah
Al Jumu’ah. Kapan ummat Islam maju, jika tuntunan agama yang baik ini tidak
diterjemahan dalam bentuk etos kerja tinggi. Ingat nenek moyang kita berpesan “carilah harta sampai ke lubang semut”.
Filosofi ini mencerminkan semangat pantang menyerah menghadapi kesulitan.
Lalu
bagaimana jika Alloh Ta’ala menggelontorkan rizki yang berlimpah ruah kepada
kita ? Sehingga kita bisa memiliki mobil mewah, rumah mewah, apartemen mewah,
punya deposito uang milyaran Rupiah dsb? Ingat dalam rizki yang Alloh berikan
itu itu ada rizki untuk anak, untuk istri, untuk anak yatim dan hak untuk
diamalkan di jalan Alloh. “Ambil
secukupnya dari rizki yang Alloh Ta’ala berikan, dan infaqkanlah sebagian dari
sisanya kepada pihak lain yang membutuhkan”, inilah perilaku terpuji (
qona’ah ) dari seorang muslim yang baik. Pengertian “ambil secukupnya” tentu bersifat relatif dan masing-masing
orang punya parameter berbeda-beda. Demikian pula pengertian “infaqkanlah sebagian dari sisanya”
berarti tidak semua rizki dari Alloh Ta’ala diinfaqkan semuanya tetapi hanya
sebagian saja.
Mari kita
kaji lebih dalam, makna dibalik rizki yang kita terima agar menjadi barokah.
Setidaknya ada 3 makna rizki bagi kita, yaitu :
1.
Bermakna
menjaga kelangsungan hidup
Semua
makhluk hidup yang bernyawa dijamin dan diberi rizki oleh Alloh Ta’ala untuk
menjaga kelangsungan hidup mereka. Semua binatang, bayi, manuasia tua renta, manusia baik hati, yang jahat, konglomerat, pengangguran,….semua mendapat rizki
dari Alloh.
2.
Bermakna
sosial
Rizki
yang kita terima bukan semata-mata rizki kita pribadi. Alloh menurunkan rizki
anak, istri dan orang tua (yang menjadi tanggungan) melalui tangan kita.
Sehingga kita tidak boleh membelanjakan rizki hanya untuk memuaskan kesenangan
pribadi . Disamping itu sebagian rizki yang kita terima masih ada hak untuk
menyantuni anak yatim dari saudara kita dan tetangga sekitar kita. Jika di sekitar kita
masih ada keluarga yang kurang beruntung, alangkah baiknya kita ikut memikirkan
untuk membantu meningkatkan taraf hidupnya, bukan dengan cara BLT = bantuan langsung tunal tetapi
dengan cara memberi ketrampilan menjadi
wirausaha mandiri. Atau bisa juga memberikan bea siswa kepada anak dari
keluarga kurang beruntung untuk meneruskan sekolah ke tingkat pendidikan yang
lebih tinggi. Dengan harapan setelah lulus mereka bisa bekerja dan membantu
perekonomian orang tuanya,
3.
Bermakna
jihad di jalan Alloh
Alangkah
mulianya jika sebagian rizki kita diinfaqkan di jalan Alloh misalnya memakmurkan masjid, mendukung kegiatan
da’wah,, mendirikan training center utk pelatihan ketrampilan ummat, membangun
dan memperbaiki fasilitas umum seperti jalan, penerangan dan drainase air.
Pendek kata rizki yang kita infaqkan bisa dimanfaatkan utk membangun semua sarana
dan prasarana yang berhubungan dengan perbaikan kualitas hubungan manusia
dengan Sang Khalik maupun manusia dengan manusia. Jika ini sudah tercipta, kita
bisa mewujudkan masyarakat madani yang sejahtera, aman. nyaman dan dijalankan
dengan nilai-nilai Islami. Ini tantangan
sekaligus harapan kita agar generasi anak-anak kita mempunyai kualtias
lingkungan dan akhlak yang lebih baik.
Demikianlah jika kita menjalankan paling
tidak 3 makna rizki seperti di atas Insyah Alloh, rizki kita barokah, artinya semua
merasakan manfaatnya. Ibarat kran , air yang disalurkan bisa utk bersuci
seperti berwudlu, mandi, dll. Bisa untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti
memasak, air minum, mencucci pakaian dll. Bisa untuk mencuci mobil, menyiram
bunga dll
Semoga menjadi inspirasi untuk kita
semua. Amiin
Wass Wr Wb // BB
very good Pak, Articlenya mengingatkan kepada siapa2 yang memiliki harta. Namun ada tambahan bahwa disamping keleluasan harta yang bersifat materi ada juga yang bersifat non materi, misalnya pengetahuan dan ketrampilan yang perlu diinfaqkan.
BalasHapusWassalam FH Bersyahadat
Well note dan setuju sekali Pak Haji FH. Kedua harta tersebut memiliki peran yang sama besar bagi perbaikan kualitas pribadi sebagai hamba Alloh maupun kholifah di muka bumi.
BalasHapusWass Wr Wb
BB
Mudah2an artickel ini dibaca oleh bapak2/ibu yang banyak harta sehingga diharapkan mereka melakukan "GEMBA" ... turun ke lapangan lihat realita disekeliling dan mungkin ada baiknya kalau lagi liburan mengunjungi rumah2 sakit, maka disana akan banyak sekali pelajaran yang bisa di petik sekaligus 3 point di artickel ini bisa dilakukan.Semoga dengan artickel ini dapat membuat/menerapkan hobi baru dikeluarga yakni hobi mencari pahala. Amin
BalasHapusThanks artikel kekayaan yang barokah,...
BalasHapus