Babi adalah sejenis hewan ungulata (hewan berkuku) yang bermoncong panjang dan berhidung lemper dan merupakan
hewan yang aslinya berasal dari Eurasia. Babi juga termasuk binatang omnivora,
yang berarti mereka mengonsumsi baik daging maupun tumbuh-tumbuhan. Selain itu,
babi adalah salah satu binatang mamalia yang
menyusui anaknya.
Sebagai bahan makanan, daging babi
tidak boleh dikonsumsi oleh bebarapa agama besar di dunia. Agama yang dibawa
oleh nabi Ibrahim yaitu Islam, Kristen dan Yahudi melarang ummatnya untuk
memakan daging babi karena haram. Agama Islam melarang mengkonsumsi daging babi
maupun kandungan zatnya seperti dibebutkan dalam surah AL Baqoroh :173 yaitu :”Sesungguhnya Allah mengharamkan bagimu
bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut
(nama) selain Allah. Akan tetapi, barang siapa dalam keadaan terpaksa sedang
isi tidak menginginkannya dan tidak melampaui batas, maka tidak ada dosa
baginya. Sesungguhnya Allah Maha pengampun, Maha penyayang”. Jelas di sini bahwa Alloh mengharamkan kita
mengkonsumsi daging babi, bangkai binatang, darah binatang dan binatang yang
disembelih dengan atas nama selain Alloh.
Ditinjau dari sudut kesehatan dalam tubuh babi terdapat
beribu-ribu cacing pita (Taenia Solium). Cacing pita ini hidup di dalam usus babi
dan berkembang biak melalui telur, Ketika telur menetas dan masuk ke aliran
darah,,cacing pita mampu mencapai hampir seluruh organ tubuh manusia. Jika cacing pita masuk ke otak, ia dapat
menyebabkan hilang memory. Jika masuk ke jantung bisa menyebabkan serangan
jantung, dan jika masuk hati dapat menyebabkan kerusakan hati. Laporan dari
dokter ahli menyebutkan bahwa kurang lebih ada 70 macam jenis penyakit yang
disebabkan oleh cacing pita ini.
Saat ini perkembangan ilmu kedokteran
semakin maju dan dengan teknik memasak suhu tinggi mampu membunuh cacing pita
yang ada pada daging babi. Disamping itu sekarang peternakan babi telah dibuat
modern dengan kandang yang higienis dan makanan yang terjamin kebersihannya.
Cara ini tujuannya agar tubuh babi lebih sehat dan sedikit mengandung mikroba
dan bakteri patasit lainnya. Tetapi kondisi ini tetap tidak mengubah status
daging babi yang haram untuk dimakan. Kira-kira apa latar belakang dan hikmah
agama kita melarang memakan daging babi tersebut ?
Secara fisik tidak ada yang aneh
dengan babi, dia sama dengan binatang lainnya. Dari sudut padang
kesehatan, orang Eropa, Amerika, Cina
dan belahan bumi lainnya yang gemar mamakan daging babi akan keukeuh berargumen
bahwa pengaruh penyakit akibat cacing pita bisa diatasi dengan obat-obatan dan
dengan teknik memasak suhu tinggi akan mematikan cacing pita sebelum masuk
tubuh manusia. Lalu sekarang apa lagi yang bisa menguak tabir larangan Alloh
tersebut ?
Mari kita cermati dari tingkah laku
dan kebiasaan hidup babi sehari-hari.
Coba perhatikan saat seseorang peternak
memberi makan untuk babi-babi peliharaannya , apa yang terjadi ? Babi induk,, babi dewasa , anak babi, baik
jantan maupun betina akan berebut untuk mendapatkan makanan sebanyak-banyaknya.
Saling tindih, saling rebut, saling desak dan saling dorong . Babi-babi dewasa itu
tidak mau mengalah untuk memberi kesempatan kepada anak-anak babi untuk
memperoleh makanan lebih dulu. Jelas sekali bahwa yang kuat akan mendapat
makanan lebih banyak daripada yang lemah. Jika perilaku seperti ini masuk dalam
tubuh kita maka tita akan menjadi manusia yang intolerant dan tidak
mengindahkan etika dalam mencari nafkah. Coba perhatikan bagaimana negara-negara
Amerika dan Eropa yang notabene-nya konsumsi daging babi, mereka sekarang
menerapkan praktek politik “perdagangan
bebas”. Jelas politik perdagangan ini akan memperkuat hegemoni negara kuat
terhadap negara berkembang, Produk-produk negara maju akan membanjiri negara berkembang
dan sebaliknya produk negara berkembang tidak akan laku karena secara kualitas
kalah bersaing. Lihat saja di lapangan produk import hasil pertanian, makanan
olahan dan peternakan sudah menjangkau ke pelosok tanah air. Kemudian bank-bank
asing semakin leluasa membuka kantor cabang di tingkat Kecamatan. Pasar
swalayan diijinkan beroperasi sampai ke tingkat pedesaan. Ini akan mempersulit
usaha warung, toko kecil dan pasar tradisional. Sekarang yang menentukan adalah
“kekuatan pasar”, siapa yang
mempunyai capital besar dan menguasai pasar maka dia akan memenangkan
kompetisi. Ini jelas tidak fair, karena seharusnya yang kuat membantu yang
lemah agar sama-sama tumbuh dan berkembang, bukan saling makan memakan seperti
pepatah Yunani “ homo homoni lupus”
Babi
adalah binatang yang tidak pernah merasa kenyang. Sebanyak apapun makanan yang
diberikan kepada babi, dia akan melalap habis. Jika sudah merasa kenyang, dia akan
memuntahkan makanannya agar merasa lapar lagi dan bisa makan lagi. Banyak contoh
perilaku manusia sekarang yang dalam mencari rizki mirip dengan pola makan babi
tersebut . Mereka mencari rizki dan menumpuk harta dengan cara-cara yang tidak
baik seperti menyuap, patgulipat, korupsi, bisnis narkoba, bisnis prostitusi,
dan bisnis illegal lainnya. Mereka terus menumpuk kekayaan hingga milyaran dan
bahkan trilyunan Rupiah. Punya mobil mewah, rumah mewah dan apartemen mewah
seolah-olah belum cukup untuk memuaskan hawa nafsu serakahnya. Sebetulnya tidak
menjadi soal jika mereka memperoleh kekayaan berlimpah itu diperoleh dari bisnis
yang halal, dari hasil kerja keras dan dilakukan dengan cara yang fair . Harta
yang berlimpah itu tinggal disalurkan dan dibelanjakan di jalan Alloh. Insya Alloh
akan menjadi kekayaan yang barokah. Tetapi pada umumnya, jika tidak dibekali
iman yang kuat, kekayaan yang berlimpah itu akan mendekatkan orang kepada
kebathilan seperti berjudi, main perempuan, mengkonsumsi narkoba dan minum
minuman keras.
Babi
adalah binatang yang sangat rakus. Babi
akan memakan apa saja makanan yang ada di depannya. Bangkai, nasi busuk, sampah
bahkan kotoran manusia dan kotoran hewan lain dimakan juga. Ini sangat menjijikkan, sehingga tubuh babi
banyak mengandung bakteri parasit yang berbahaya bagi manusia. Agama mengatur
manusia untuk mengkonsumsi makanan yang halal dan juga baik (toyyiban), agar
manusia tumbuh sehat dan memiliki perilaku (akhlak) yang baik
Babi
adalah binatang pemalas. Gerakan
babi sangat lamban, lebih suka tidur-tiduran dan tidak suka matahari. Ini
adalah salah satu tabiat yang sangat buruk, jika manusia meniru seperti ini akan
menyebabkan keresahan bagi keluarga dan masyarakat. Dan manusia seperti ini
tidak akan pernah maju dan selalu menjadi beban bagi orang lain.
Yang
paling mengerikan adalah babi memiliki perilaku sex menyimpang. Jika 5 ekor babi jantan dan satu ekor
babi betina dilepaskan dalam satu kandang, maka ke-5 babi jantan itu akan
melampiaskan hasrat sexualnya terhadap satu babi betina tersebut. Ketika satu babi
jantan “bermain” maka babi jantan yang lain akan membantu sambil menunggu “giliran”.
Perilaku ini sama persis dengan perilaku sex orang Amerika dan negara Barat lainya
yang dikenal dengan istilah “orgy”. Jadi benar bahwa agama kita melarang makan daging babi
karena moralitas dan keturunan manusia akan hancur oleh perilaku sex seperti
ini.
Disamping suka sex ramai-ramai ini,
babi jantan juga suka bermain sex dengan sesama babi jantan (homo). Perilaku ini
juga ditiru oleh penganut homo di negara Eropa dan Amerika, bahkan sekarang di
sana perkawinan antar sesama sudah dilegalkan. Perilaku sex babi yang menyimpang
lainnya adalah sex bebas. Ketika melampiaskan nafsu sexualnya, babi jantan
tidak peduli apakah dengan induknya (ibunya) atau dengan adiknya. Jika ditiru
manusia akan sangat berbahaya, karena melahirkan keturunan incest yang
mempunyai keterbelakangan mental dan
cacat fisik.
Demikianlah, sedikit uraian saya.
Jelas benar dan tidak ragu-ragu lagi bahwa dasar agama melarang mengkonsumsi
daging babi adalah sangat kuat. Jadi masihkah ada yang mendustakan ayat-ayat
Alloh?
Semoga bermanfaat. Wass Wr Wb // BB

Tidak ada komentar:
Posting Komentar