Jumat, 03 Agustus 2012

Fakta lain mengapa Islam mengharamkan daging babi


Babi adalah sejenis hewan ungulata (hewan berkuku) yang bermoncong panjang dan berhidung lemper dan merupakan hewan yang aslinya berasal dari Eurasia.  Babi juga termasuk binatang omnivora, yang berarti mereka mengonsumsi baik daging maupun tumbuh-tumbuhan. Selain itu, babi adalah salah satu binatang mamalia yang menyusui anaknya.

Sebagai bahan makanan, daging babi tidak boleh dikonsumsi oleh bebarapa agama besar di dunia. Agama yang dibawa oleh nabi Ibrahim yaitu Islam, Kristen dan Yahudi melarang ummatnya untuk memakan daging babi karena haram. Agama Islam melarang mengkonsumsi daging babi maupun kandungan zatnya seperti dibebutkan dalam surah AL Baqoroh :173 yaitu :Sesungguhnya Allah mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Akan tetapi, barang siapa dalam keadaan terpaksa sedang isi tidak menginginkannya dan tidak melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha pengampun, Maha penyayang”. Jelas di sini bahwa Alloh mengharamkan kita mengkonsumsi daging babi, bangkai binatang, darah binatang dan binatang yang disembelih dengan atas nama selain Alloh.

Ditinjau dari sudut  kesehatan dalam tubuh babi terdapat beribu-ribu cacing pita (Taenia Solium). Cacing pita ini hidup di dalam usus babi dan berkembang biak melalui telur, Ketika telur menetas dan masuk ke aliran darah,,cacing pita mampu mencapai hampir seluruh organ tubuh manusia. Jika  cacing pita masuk ke otak, ia dapat menyebabkan hilang memory. Jika masuk ke jantung bisa menyebabkan serangan jantung, dan jika masuk hati dapat menyebabkan kerusakan hati. Laporan dari dokter ahli menyebutkan bahwa kurang lebih ada 70 macam jenis penyakit yang disebabkan oleh cacing pita ini.

Saat ini perkembangan ilmu kedokteran semakin maju dan dengan teknik memasak suhu tinggi mampu membunuh cacing pita yang ada pada daging babi. Disamping itu sekarang peternakan babi telah dibuat modern dengan kandang yang higienis dan makanan yang terjamin kebersihannya. Cara ini tujuannya agar tubuh babi lebih sehat dan sedikit mengandung mikroba dan bakteri patasit lainnya. Tetapi kondisi ini tetap tidak mengubah status daging babi yang haram untuk dimakan. Kira-kira apa latar belakang dan hikmah agama kita melarang memakan daging babi tersebut ?

Secara fisik tidak ada yang aneh dengan babi, dia sama dengan binatang lainnya. Dari sudut padang kesehatan,  orang Eropa, Amerika, Cina dan belahan bumi lainnya yang gemar mamakan daging babi akan keukeuh berargumen bahwa pengaruh penyakit akibat cacing pita bisa diatasi dengan obat-obatan dan dengan teknik memasak suhu tinggi akan mematikan cacing pita sebelum masuk tubuh manusia. Lalu sekarang apa lagi yang bisa menguak tabir larangan Alloh tersebut ?

Mari kita cermati dari tingkah laku dan kebiasaan hidup babi sehari-hari.
Coba perhatikan saat seseorang peternak memberi makan untuk babi-babi peliharaannya , apa yang terjadi ? Babi induk,, babi dewasa , anak babi, baik jantan maupun betina akan berebut untuk mendapatkan makanan sebanyak-banyaknya. Saling tindih, saling rebut, saling desak dan saling dorong . Babi-babi dewasa itu tidak mau mengalah untuk memberi kesempatan kepada anak-anak babi untuk memperoleh makanan lebih dulu. Jelas sekali bahwa yang kuat akan mendapat makanan lebih banyak daripada yang lemah. Jika perilaku seperti ini masuk dalam tubuh kita maka tita akan menjadi manusia yang intolerant dan tidak mengindahkan etika dalam mencari nafkah. Coba perhatikan bagaimana negara-negara Amerika dan Eropa yang notabene-nya konsumsi daging babi, mereka sekarang menerapkan  praktek politik “perdagangan bebas”. Jelas politik perdagangan ini akan memperkuat hegemoni negara kuat terhadap negara berkembang, Produk-produk negara maju akan membanjiri negara berkembang dan sebaliknya produk negara berkembang tidak akan laku karena secara kualitas kalah bersaing. Lihat saja di lapangan produk import hasil pertanian, makanan olahan dan peternakan sudah menjangkau ke pelosok tanah air. Kemudian bank-bank asing semakin leluasa membuka kantor cabang di tingkat Kecamatan. Pasar swalayan diijinkan beroperasi sampai ke tingkat pedesaan. Ini akan mempersulit usaha warung, toko kecil dan pasar tradisional. Sekarang yang menentukan adalah “kekuatan pasar”, siapa yang mempunyai capital besar dan menguasai pasar maka dia akan memenangkan kompetisi. Ini jelas tidak fair, karena seharusnya yang kuat membantu yang lemah agar sama-sama tumbuh dan berkembang, bukan saling makan memakan seperti pepatah Yunani “ homo homoni lupus”

Babi adalah binatang yang tidak pernah merasa kenyang. Sebanyak apapun makanan yang diberikan kepada babi, dia akan melalap habis. Jika sudah merasa kenyang, dia akan memuntahkan makanannya agar merasa lapar lagi dan bisa makan lagi. Banyak contoh perilaku manusia sekarang yang dalam mencari rizki mirip dengan pola makan babi tersebut . Mereka mencari rizki dan menumpuk harta dengan cara-cara yang tidak baik seperti menyuap, patgulipat, korupsi, bisnis narkoba, bisnis prostitusi, dan bisnis illegal lainnya. Mereka terus menumpuk kekayaan hingga milyaran dan bahkan trilyunan Rupiah. Punya mobil mewah, rumah mewah dan apartemen mewah seolah-olah belum cukup untuk memuaskan hawa nafsu serakahnya. Sebetulnya tidak menjadi soal jika mereka memperoleh kekayaan berlimpah itu diperoleh dari bisnis yang halal, dari hasil kerja keras dan dilakukan dengan cara yang fair . Harta yang berlimpah itu tinggal disalurkan dan dibelanjakan di jalan Alloh. Insya Alloh akan menjadi kekayaan yang barokah. Tetapi pada umumnya, jika tidak dibekali iman yang kuat, kekayaan yang berlimpah itu akan mendekatkan orang kepada kebathilan seperti berjudi, main perempuan, mengkonsumsi narkoba dan minum minuman keras.

Babi adalah binatang yang sangat rakus. Babi akan memakan apa saja makanan yang ada di depannya. Bangkai, nasi busuk, sampah bahkan kotoran manusia dan kotoran hewan lain dimakan juga. Ini sangat menjijikkan, sehingga tubuh babi banyak mengandung bakteri parasit yang berbahaya bagi manusia. Agama mengatur manusia untuk mengkonsumsi makanan yang halal dan juga baik (toyyiban), agar manusia tumbuh sehat dan memiliki perilaku (akhlak) yang baik

Babi adalah binatang pemalas. Gerakan babi sangat lamban, lebih suka tidur-tiduran dan tidak suka matahari. Ini adalah salah satu tabiat yang sangat buruk, jika manusia meniru seperti ini akan menyebabkan keresahan bagi keluarga dan masyarakat. Dan manusia seperti ini tidak akan pernah maju dan selalu menjadi beban bagi orang lain.

Yang paling mengerikan adalah babi memiliki perilaku sex menyimpang. Jika 5 ekor babi jantan dan satu ekor babi betina dilepaskan dalam satu kandang, maka ke-5 babi jantan itu akan melampiaskan hasrat sexualnya terhadap satu babi betina tersebut. Ketika satu babi jantan “bermain” maka babi jantan yang lain akan membantu sambil menunggu “giliran”. Perilaku ini sama persis dengan perilaku sex orang Amerika dan negara Barat lainya yang dikenal dengan istilah “orgy”. Jadi benar  bahwa agama kita melarang makan daging babi karena moralitas dan keturunan manusia akan hancur oleh perilaku sex seperti ini.
Disamping suka sex ramai-ramai ini, babi jantan juga suka bermain sex dengan sesama babi jantan (homo). Perilaku ini juga ditiru oleh penganut homo di negara Eropa dan Amerika, bahkan sekarang di sana perkawinan antar sesama sudah dilegalkan. Perilaku sex babi yang menyimpang lainnya adalah sex bebas. Ketika melampiaskan nafsu sexualnya, babi jantan tidak peduli apakah dengan induknya (ibunya) atau dengan adiknya. Jika ditiru manusia  akan sangat berbahaya, karena melahirkan keturunan incest yang mempunyai  keterbelakangan mental dan cacat fisik.

Demikianlah, sedikit uraian saya. Jelas benar dan tidak ragu-ragu lagi bahwa dasar agama melarang mengkonsumsi daging babi adalah sangat kuat. Jadi masihkah ada yang mendustakan ayat-ayat Alloh?
Semoga bermanfaat. Wass Wr Wb // BB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar