Assalamu’alaikum Wr
Wb.
Kisah ini diambil dari
kisah nyata perjalan hidup seseorang, sebut saja namanya Pak Imron. Pak Imron
memiliki seorang istri bernama Nisa dan dua orang anak laki-laki Kendar dan Kubil.
Mereka hidup bersahaja di sebuah dusun yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan.
Pak Imron dan Bu Imron bukan penduduk asli dusun itu, tetapi pendatang dari
seberang pulau.
Pribadi Pak Imron
sedikit tertutup, berbeda dengan Bu Imron yang bisa lebih bersosialisasi dengan
masyarakat sekitar. Tak heran jka hanya tetangga dekat saja yang kenal baik
dengan beliau. Bicaranya satu – satu dan
straight to the point. Cara mengambil keputusan sering kali terkesan saklek dan
tanpa kompromi. Tapi, itulah cirri khas Pak Imron.
Hari demi hari mereka
lalui dengan rutinitas hidup. Sehabis sholat shubuh Pak Imron berangkat ke
kantor naik ojek. Lalu berganti-ganti naik kendaraan umum sebelum tiba di kantor di daerah Jakarta
Barat. Begitupun jika pulang kantor, Pak Imron naik kendaraan umum dan tiba di
rumah sudah larut malam. Sehingga intensitas bertemu dan berinteraksi dengan
anak-anaknya juga sangat sedikit.
Anak-anaknya lebih banyak berinteraksi dengan Bu Imron yang seorang ibu rumah
tangga. Anak-anaknya dididik sangat ketat dalam bergaul dan waktunya dihabiskan
untuk belajar dan belajar. Tak heran kedua anaknya mempunyai prestasi akademik
yang sangat baik di sekolahnya.
Suatu saat, perusahaan
Pak Imron pindah kantor ke sebelah timur Jakarta. Karena tempat yang lama sudah
tidak mampu lagi menampung perkembangan perusahaan yang cepat. Di tempat baru
Pak Imrom mendapat anugerah berupa promosi jabatan baru dan mendapat fasilitas
kendaraan pribadi. Dengan jabatan dan fasilitas kendaran ini terlihat pribadi
Pak Imron tidak berubah sama sekali, tetap low profile. Istri dan kedua
anaknyapun terlihat biasa-biasa saja. Tidak terlihat shock culture akibat menjadi
OKB = Orang Kaya Baru. Semua kehidupan dijalankan seperti biasa. Tidak nampak perubahan seperti OKB pada umumnya yang suka
makan di restaurant, liburan ke luar kota, menginap di hotel mewah dan belanja
di mal-mal terkenal. Bu Imron masih setia belanja di penjual sayur dorongan.
Waktu terus berjalan,
genap sudah 20 tahun mengabdi di perusahaan. Pak Imron memasuki masa pensiun.
Beliau menghadap HRD dan managemen untuk berpamitan. Saat berpamitan belaiu
mengucapkan terima kasih atas jasa-jasa perusahaan mulai dari tidak punya
apa-apa (rumah masih ngontrak) sampai punya rumah sendiri. Dan saat itu pula
mobil dinas dikembalikan ke kantor. “Masih banyak manager lain yang lebih
membutuhkan”, katanya. Semua yang hadir, melongo, heran dan kaget. Selama ini
belum ada kejadian seperti ini, kata HRD Manager.
Pulanglah Pak Imron ke
rumah dengan naik taxi. Sikap orang orang kantor termasuk receptionist sudah
berubah, tidak hormat seperti waktu Pak Imron menjabat. Sampai di rumah ada
protes dari anaknya yang menanyakan kenapa mobil tidak tersedia lagi. Hanya Bu
Imron yang terus memguatkan hati dan mental agar kuat menghadapi masalah ini.
Esok hari, alangkah terkejutnya saat check rekening di ATM, ternyata uang yang
ditransfer perusahaan melebihi jumlah uang pensiun yang semestinya diterima. Merasa
ganjil, Pak Imron menghubungi kantor untuk mengkonfirmasikan apakah jumlah uang
yang ditransfer itu benar atau salah.
Dan subhanalloh, dijawab oleh bagian keuangan kantor bahwa jumlah uang yang ditrasfer itu
benar. Alhamdulillah, Pak Imron bersyukur dan segera pulang ke rumah untuk memberitahukan
keajaiban ini kepada istri dan anaknya. Dan ternyata kelebihan uang yang
ditransfer itu seharga mobil baru. Esoknya Pak Imron bergegas ke dealer untuk
memesan mobil baru, untuk mengobati kekecewaan anaknya. Dan ternyata tidak sampai
di sini saja keajaiban yang dialami Pak Imron, karena perusahaan juga memberikan
penghargaan yaitu meminta beliau untuk menangani perawatan gedung dan mensupply
peralatan keamanan pekerja pabrik.
Inilah sekelumitl
kisah nyata buah dari kejujuran dan ketekunan . Pepatah mengatakan, man
jadda wajadda, siapa bersungguh-sungguh akan berhasil Peribahasa kita
juga menegaskan siapa menanam pasti akan menuai . Pesan dari kisah ini adalah
sikap jujur, istiqomah dan qona’ah akan memberikan hasil yang optimal. Dan
perbanyaklah menebar kebaikan agar kita menuai hasil baik pula di kemudian hari.
Tulisan ini khusus saya
apresiasikan dan dedikasikan kepada seseorang yang memberikan begitu banyak
inspirasi dan pengalaman rohani. Semoga
bermanfaat untuk kita semua. Amiin
Wass Wr Wb // BB

Suatu pribadi yang yang patut jadi tauladan dan juga panutan bagi generasi dibawanya.
BalasHapus