Lalu bagaimana kita bergaul dalam dunia nyata yang penuh kepalsuan, kemunafikan dan intrik-intrik jahat yang dilakukan oleh sutradara harimau berbulu domba? Tetaplah "stay tune" dengan keimanan dan tidak silau dengan gemerlap dunia yang penuh dengan kemuflase. Mencintai dunia itu bagaikan minum air laut, makin banyak minum makin terasa haus. Tidak pernah puas sampai ajal tiba, hingga tidak ada bekal yg dibawa ke alam akhirat.
Coba sejenak kita memotret bagaimana hiruk pikuknya panggung sandiwara di dunia, dihiasi oleh sutradara-sutradara yang petantang-petenteng seperti badut tapi tidak lucu. Lihatlah bagaimana seorang Lady Gaga, Miyabi atau Sasa Grey yg notabene nya adalah perusak moral generasi muda kenyataannya menjadi idola bagi anak-anak muda. Pakaiannya, sikapnya dan perilaku sexnya sangat jauh dari nilai-nilai agama. Semuanya dibungkus dengan bayaran tinggi dan kehidupan yang glamour serba instant yang membius generasi muda utk tdk usah kerja keras dan rajin belajar asal mau buka-bukaan alias nude, jual diri, jual budaya, bahkan jual agama maka seolah-olah segalanya menjadi mudah. .
Lain lagi dengan tingkah polah politisi, aparar pemerintah, polisi, jaksa , hakim yang tidak malu-malu lagi mengkorup uang rakyat, seolah-olah uang nenek moyangnya. Mereka tidak lagi punya urat malu, cengar-cengit di depan TV bahkan masih sempat pamer kekayaan dg membawa mobil mewah, berpakaian glamour saat mendatangi kantor pengadilan. Seolah-olang ingin berkata :"...ntar juga bebas murni atau paling sial kurungan 2 thn". Keluar dari penjara tinggal pergi haji/umroh, menyantuni anak yatim dan membantu pondok pesantren. Beres,...uang masih berlimpah bahkan masih dianggap dermawan, masih dihormati dan disegani di masyarakat. Gila kan, pergi haji disamakan dg tour wisata, menyantuni anak yatim dianggap membuang uang sial dan membantu pondok pesantren sebagai money laundering .
Lebih miris lagi wanita yang dulu kita anggap sebagai makhluk manis dan lembut, atas nama emansipasi sekarang terlibat kasus korupsi, perselingkuhan dan pergaulan bebas. Lalu perilaku sex menyimpang, sekarang mulai menunjukkan existensinya. Terutama sejak kedatangan idola mereka Irsyad Manji yang menjadi motor gerakan mereka menuntut pengakuan resm. Tingkat kriminalitas akhir-akhir ini juga meningkat seiring dengan makin tingginya biaya hidup. Demi sesuap nasi mereka bisa melakukan apa saja yang di luar akal sehat. Inilah fakta yang membuat bangsa ini makin terpuruk.
Dari potret kehidupan di atas , seolah-olah mereka dengan mudah dan bangganya berbuat dosa. Bukan sebaliknya , malu dan takut, seolah-olah peran agama tidak membekas dalam menuntun perilaku dan sikap mereka. Saya yakin mereka bukan seorang atheis, tapi makhluk beragama. Tidakkah mereka takut azab Alooh? Tidakkah mereka menyadari bhw suatu saat akan mati dan dimintai pertanggungan jawab? Tidakkah mereka menyadari bhw kenikmatan itu adalah hanya sesaat dan menyesatkan? Dan harta yg mereka kumpulkan di dunia tidak dibawa mati? Sambil bercanda teman saya dari Betawi bilang begini : " Itu karena dosa tidak bejendol, coba kalau abis bikin dosa ada tanda jendol, pasti manusia takut bikin dosa". He...he...he...iya kali, tapi justru itulah sifat Rahman dan rahim Alloh Ta'ala. Alloh tdk mempermalukan orang yang membuat dosa dengan tanda pembeda. Tapi Alloh berjanji :" Barangsiapa berbuat kebajikan sebesar bisa zarrah maka Alloh akan membalas dengan kebajikan",. Artinya perbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan dan perbiatan buruk a\kan dibalas dengan keburukan pula.
Untuk itu mari kita lumuri mulut kita dengan dzikir, selimuti hati kita dengan niat baik, baluti pikiran kita dengan menebar kebaikan, lindungi tubuh kita dengan selimut iman dan pagari lingkungan kita dengan Ukhuah Islamiah yang kokoh. Insya Alloh kita akan steril dari debu-debu dosa. Amiin.
Semoga bermanfaat
Wass/BB

Assalamu;alaikum W.W
BalasHapusNgeri dan memalukan memang melihat tingkah manusia seperti yang diceritakan dalam artikel ini.
Memang kalau dilihat sekarang ini baik laki maupun perempuan mungkin sudah pada lupa akan tugas dan tanggung jawab manusia selama hidup di dunia ini yg nantinya di akherat akan mempertanggung jawabkan semua perbuatannya selama hidup di dunia dan mungkin akan dilihat orang sedunia nanti baik suami/istri bahkan orang tua dan anak2 kita akan menyaksikan yang selama ini papa/mamanya yang dianggap sebagai panutan mereka.Tapi masih ada obatnya yaitu mumpung masih bulan sya'ban cepat2 dah ... tobat minta ampun agar pada waktu masuk bulan ramadhan kita sudah running well menjalani ibadah dan minta ampun lagi di bulan ramadhan dengan target setelah ramadhan kita bisa menjalani hidup di jalan yang di ridhoi Allah s.w.t dalam rangka menuju akherat. Amin
Ass Wr Wb
BalasHapusIni memang realitas kehidupan di tengah-tengah kita sekarang. Mau mengidar dari pergaulan tentu tdk bisa. Mau hidup di gunung yg steril dan jauh dari kontaminasi juga tdk mungkin. Yang bisa kita lakukan adalah membentengi diri dg iman. Memagari pikiran kita pikiran positif , menyelimuti hati kita dengan menebar kebaikan dan menuntun langkah kita ke jalan yg benar. Mari Sterilkan diri kita, anak kita, keluarga kita dan lingkungan kita. Semoga Alloh Ta'ala selalu melindungi kita. Amiin.
Wass