Ibu adalah tokoh sentral dalam kehidupan kita.Karena ibulah kita ada dan kehidupan anak manusia dimulai. Perjalanan hidup manusia tidak lepas dari peran hebat seorang ibu. Banyak contoh pemimpin besar dunia, pebisnis sukses, dan pemain olah raga yang handal lahir dari ibu yang hebat. Peran ibu sangat dominan dalam mengiringi kesuksesan setiap anak manusia. Masa inkubasi embrio selama 9 bulan dalam kandungan ibu berpengaruh besar pada pola hubungan emosional antara ibu dan anak.. Secara naluriah ibu akan selalu merasa sangat dekat begitu pula anak akan merasa sangat nyaman jika ibu berada disampingnya.
Lihatlah masa kecil kita dulu, siapa yang menepis rasa takut saat masuk sekolah pertama kali , dialah ibumu. Sudah jelas , siapa yang mendampingi kita saat terpuruk dan gagal, pastilah dia ibumu. Masih terngiang di telinga kita siapa yang menjadi pendengar setia kala kita meratap disakiti oleh orang yang kita sayangi. itu dia ibumu. Ibu yang dengan sentuhan kelembutan dan kesabarannya seolah menghadirkan energi luar biasa untuk kita.
Untuk itu, jangan sampai ada tangis penyesalan sebelum semuanya terlambat. Teng.....saat lonceng berdentang memanggil ibunda tercinta menghadap Yang Khalik. Maka semuanya finished...semualnya terlambat. Maka dari itu sayangi ibumu, muliakan ibumu dan bahagiakan ibumu sekuat tenaga. Berbakti lah padanya sekalipun hanya denan buah tangan kesukaannya. Hadirkan senyuman saat ibu dihampiri rasa cemas atas sakit yang diderita. Ulurkan tanganmu saat ibu membutuhkan bantuan untuk sekedar "berlatih" jalan. Dengarkan curahan hatinya saat ibumu membutuhkan perhatian. Dan...dampingi ibumu saat beliau merasa kesepian.
Kita jangan pernah "sok tau" bahwa membahagiakan ibu itu mudah.. Suatu saat kami pulang kampung mengantar ibu yang sudah 2 bulan mengunjungi cucu-cucunya di Bogor, Bekasi dan Banten. Di daerah Purwakarta ibu merengek minta dibelikan kerupuk sangrai yang berwarna warni. Permintaan ibu jelas kami tolak, karena menurut kami itu tidak sehat dan kurang bergizi. Sebagai gantinya , ibu kami ajak makan di restoran Sari Alam yang lezat. Nggak nyangka, ibu tidak menyentuh sedikitpun hidangan sea food yang kami pesan. Belakangan kami tahu dari kakak saya bahwa saat itu beliau ingin sekali makan kerupuk yang warna-warni yang katanya pasti enak dan gurih, Masya Alloh....ternyata sulit ya menyenangkan ibu dengan makanan yang menurut kita enak tapi menurut beliau tidak enak.
Cerita kedua adalah ketika kami mengajak ibu jalan-jalan ke mall bersama cucunya. Refreshing sambil lihat-lihat barangkali ada barang yang ibu suka. Karena beliau sudah sepuh saya memesan kursi roda agar ibu tidak kecapean. Dua jam lebih kami ajak ibu keliling mall agar puas. Setelah puas kami pulang. Di tengah perjalanan pulang ibu bertanya : "kenapa ibu diajak jalan-jalan ke tempat seperti itu, kan di situ banyak orang ?". Dengan bercanda kami menjawab : " biar ibu tambah pengalaman , khan di kampung nggak ada mall ?". Ibu menjawab lirih : " Nggaklah, ibu malu ditonton orang banyak, nggak bisa jalan sendiri tapi pakai kursi roda". Ya...Alloh salah lagi.........sebelumnya mau ngajak ibu makan enak... salah, sekarang mau agar ibu nyaman, .....salah juga. Sadar , bahwa ternyata sangat sulit sekedar membahagiakan ibu....apalagi membalas kasih sayang ibu. Benar sekali bahwa apapun yang kita lakukan takkan mampu membalas kasih sayang ibu.
Itulah pembaca, seorang ibu itu sangat sensitif perasaannya. Belum tentu maksud baik kita bisa diterima atau sesuai dengan suasana kebatinannya.. Atau kadang kita memberi yang hebat-hebat tapi yang ibu butuhkan hanya yang simpel dan sederhana. Itulah sebabnya kita harus hati-hati dalam melayani ibu. Jika salah maka ibu akan merasa tersakiti perasaanya.
Ini hanya sepenggal kisah kisah, mungkin pengalaman orang lain bisa berbeda dan bervariasi. Tapi kami titp pesan untuk pembaca yaitu muliakan ibumu seperti ratu, jaga perasaan dan hatinya. Peluk erat beliau sesering beliau memeluk kita di waktu kecil. Jaga perasaaannya dengan kesabaran tiada batas, dengan keikhlasan tiada batas dan dengan ketulusan tiada batas juga. Selamat menemani ibunda tercinta mengisi hari penantiannya. Untuk pembaca yang sudah ditinnggal ibunda , jangan kecewa...doakan beliau di setiap waktu kita . Insya Alloh beliau akan tersenyum....bangga pada anaknya yang sholeh dan sholehah
Semoga bermanfaat.......
.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar