Ya Alloh,…kami laksanakan
qurban diihari suci Idul Adha untuk memenuhi perintahMu, sebagaimana telah
Engkau perintahkan kepada kekasihMu Nabi Ibrahim AS. Nabi dengan segudang
kemuliaan, keistimewaan dan keteladanan. Pengorbanan kami sangatah kecil
dibandingkan dengan pengorbanan dan keteladanan yang ditunjukan oleh Nabi Ibrahim
AS. Betapa tidak setelah menanti bertahun-tahun hingga usia mencapai 265 tahun
barulah lahir Isma’il dari rahim istri tercinta Siti Hajar. Begitu bahagia dan
gembiranya Nabi Ibrahim AS mendapatkan buah hati yang telah lama dirindukan.
Betapa berharganya nyawa Ismail yang tidak bisa ditukar dengan benda apapun di
dunia, sampai akhirnya datang perintah Alloh SWT untuk menyembelih Ismail.
Orang tua manapun tidak akan rela dan sangat berat memenuhi perintah ini. Tapi
sekali lagi Nabi Ibrahim AS dengan keimanan dan ketaqwaanya memenuhi perintah
Alloh SWT menyembelih putra kesayanagnnya. Saat pedang sudah menempel di leher
Isma’il, atas kuasaNya Alloh gantikan Isma’il dengan seekor gibas (domba
besar). Subhanalloh….Isma’il selamat dan tetap sehat wal afiat.
Keteladanan Nabi
Ibrahim AS yang luar itu membuktikan bahwa ujian dan cobaan dari Alloh harus dijawab
dengan keimanan dan ketaqwaan. Pengorbanan besar semata-mata ditujukan untuk
memenuhi perintahNya, untuk meraih ridhoNya, untuk berkhidmat kepadaNya pasti mendapat destinasi yang menyenangkan. Keteladanan
yang kedua adalah tiada sesuatu yang pantas menetap di hati kita kecuali cinta
yang menyeluruh kepada Alloh. Cinta kepada Alloh mengalahkan cinta kepada benda
apapun di dunia ini. Cinta yang tulus melahirkan keikhlasan memberikan apapun yang
kita miliki- sekalipun yang paling kita cintai – kepada Alloh. Termasuk
keikhlasan dan ketulusan menjalankan perintah dan menjauhi laranganNya.
Sejujurnya dari lubuk
hati kami , penyembelihan hewan qurban adalah secuil pembelajaran tentang
belajar mengorbankan sebagian harta, belajar mengorbankan dari yang paling
dicintai , belajar berbagi dan belajar memberi manfaat buat orang lain. Dengan
selimut iman kami menyakini bahwa “ Daging-daging dan darahnya itu sama sekali
tidak mencapai keridhaan Alloh, kecuali ketakwaan kamulah yang dapat
mencapainya”. Dan kami yakin bahwa “ Ridha
Allah tidak akan sampai pada pemilik daging-daging yang disedekahkan dan
darah-darah yang mengalir dari hewan yang dikurbankan kecuali jika dia
melandasi amalannya dengan niat ikhlas dan memperhatikan syarat-syarat taqwa
saat berkurban “. Begitu besar pahala yang Alloh janjikan karerna “ Setiap satu
helai rambutnya adalah satu kebaikan dan setiap satu helai bulunya adalah satu
kebaikan juga…..maka dengan qurban kita akan merasa sangat dekat dengan Sang
Pencipta karena cinta yang tulus dan ikhlas mengharap ridhoNya. Ya…Robbi,
tajamkan mata hati kami dengan pedang ketaqwaan, selimuti seluruh anggota tubuh
kami dengan keimanan, ulurkan tangan kami untuk selalu ikhlas memberi, ajari
agar setiap gerak tubuh kami memberi manfaat kepada ummat dan lingkungan Semoga makna Idul Adha
selalu menyinari perjalanan An Nahl dalam memberikan manfaat kepada ummat.

Idhul Adha tahun 2013,
MT Ta’lim An Nahl 16 menyelenggarakan
pemotongan hewan qurban di kampung Gandoang – Cileungsi, tepatnya dikediaman
ustad Ahmad. Prosesi pemotongan dilakukan pada hari ke-2 tasrik atau tanggal 16
Oktober 2013. Hewan yang disembelih adalah 1 ekor sapi dan 2 ekor domba dengan
para mudhohhi adalah sbb : Bp. Erman, Bp. Agus Hermansyah, Bp. H. Firman Hakim,
Bp. Agus Sunaryono, Bp. Andi Purnomo, Bp. Bp. Budi Basuki, Bp. Mulya Utama, Ibu
Laura Meivita, Ibu Dewi Lidyawati. Dari hewan qurban tersebut didapatkan daging
sebanyak 137 kantong yang dibagikan untuk Putra Putri An Nahl : 23 kantong,
ummi Mahdum Dimyati ( 1 kantong ), Pak Sunardi ( 1 kantong ), Mustahik di
Gandoang ( 67 kantong ), Ustad Samsuri ( 10 kantong ), ustad Hasyim ( 10
kantong ) dan Pesantren ustad Zaimudin ( 25 kantong ). Sebanyak 1/3 bagian hak
mudhohhi dimasak gulai dengan juru masak ibu Suryani dan ibu Siti Alifah.
Masakan gulai disantap bersama sama orang tua putra putri An Nahl dan
masyarakat sekitar kediaman ustad Ahmad yang berjumlah sekitar 100 orang.
Alhamdulillah, niat
kami berqurban ditengah-tengah masyarakat Gandoang ini disambut gembira,
masyarakat sangat senang dan bersyukur atas terselenggara kegiatan ini.
Mudah-mudahan kepedulian yang sedang kami rajut bersama ummat memberikan
barokah dan manfaat bagi semua. Kepedulian yang sedang kami bangun menjadi
pondasi bagi terciptanya “rumah indah” yang bernama Ukhuwah Islamiah. Walaupun
tentu saja apa yang kami lakukan saat ini,… ini masih kecil dan belum berarti apa apa.
Tapi kami tak pernah putus menggapai asa. Insya Alloh Tuhan yang Maha Kuasa
memberikan memudahkan segalanya. Amiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar