Selasa, 14 Juli 2015

Cintaku Untuk Anak Yatim & Dhuafa Putra Putri An Nahl 16









Siang itu, ..... terik mentari terasa membakar tubuh. Panas sekali ketika menyentuh kulit ini. Penat menyergap sekujur tubuhku. Dan kerongkonganpun terasa kering karena puasa Romadhon sudah menyentuh hari yang ke 25. Alhamdulillah,.... usai sudah acara " Pembagian Paket Lebaran 2015" untuk putra putri An Nahl. Para pengurus, ustadz, guru, anak asuh dan orang tua, hadir dalam acara yang khidmat dan menyentuh. Beberapa orang tua terharu dan tak kuasa menahan tetesan air mata. Hanyut dalam suasana batin yang penuh haru. Kumandang shalawat nabi saat bersalam-salaman untuk saling memaafkan makin menenggelamkan kegalauan batinnya yang bergejolak. Antara rasa syukur atas kemurahan Alloh dan realitas kegetiran hidup, bercampur aduk menjadi satu.









Di sinilah Alloh SWT terasa hadir di hati sanubarinya. Kesulitan hidup, kegetiran hidup dan kekalahan hidup tak menyisakan ruang sedikitpun bagi mereka untuk memikirkan "Alloh". Setiap detik mereka harus berebut memulung sampah, menunggu pesanan mencuci pakaian, menyetrika baju atau berjualan mie ayam dorong. Ada pula yang menunggu panggilan memasang pompa air, menggarap ladang dan menjadi buruh kasar. Hidupnya dihadapkan pada 2 ketidakpastian yaitu pekerjaan dan pendapatan. Kepahitan ini membuat mereka tidak mampu mendidik anak dan menjauh dari cahaya Illahi. Bagi mereka "urusan perut" adalah nomor satu. Itulah sebabnya anak-anaknya dibiarkan hidup seperti ayam. Main ke sana kemari tanpa bimbingan dan kontrol orang tua. Makin lama akhlaq-nya makin jauh dari nilai-nilai agama. Saat para orang tua kehilangan asa inilah mereka tersadar ternyata "Alloh tidak tidur". Masih ada pertolongan dariNya melalui hamba yang peduli pada nasib mereka. Walau mereka tak pernah mendekat padaNya tapi Alloh memeluknya dengan Rahman dan RahimNya. Itulah sebabnya,...tangisannya seolah untuk mengkoreksi suudzon yang selama ini melekat bahwa "Alloh itu menjauh darinya".






Anak-anak yatim dan dhuafa adalah potret kusam dari kelalaian perilaku ummat yang ber-asyik masyuk dalam ritual peribadatan tetapi melupakan amalan. Saya percaya mereka pintar dalam ilmu agama,  hafal ayat dan juga hadist. Fasih membaca surah Al-Maun tetapi tidak tergetar untuk mengamalkan isi kandungan ayatnya. Mereka ahli "dzikir" tetapi  tidak memanfaatkan "pikir".









Nasib anak yatim dan dhuafa saat ini mencerminkan sikap sebagian ummat yang ambivalet, di satu sisi diperintahkan agama untuk disantuni/dipelihara tetapi di sisi lain dieksploitasi untuk mengeduk keuntungan pribadi,...naudzubillahi mindzalik. Padahal Alloh sangat memuliakan anak yatim dan dijanjikan pahala & keutamaan bagi orang yang mengurus anak yatim yaitu menjadi orang yang sangat dekat dengan Rosululloh SAW di surga seperti hadist nabi yang diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari " Dari Sahl bin Sa'ad rodhiallohu anhu dia berkata : Rosululloh sholallohu alaihi wasallam bersabda: :" Aku dan orang yang mengurus (menanggung) anak yatim (kedudukannya) di dalam surga seperti ini." Beliau mengisyaratkan dengan (kedua jari) telunjuk dan jari tengah serta agak merenggangkan keduanya," (HR. Imam Al-Bukhari).









Kami, para pengurus An Nahl tiada pernah lelah memuji kebesaranMu yaa.... Alloh atas kekuatan yang diberikan kepada kami. Kami yang tiada berharta,....kami yang tiada berilmu,.... kami tiada berpengalaman, dan atas ridhoMu yaa .....Alloh diberikan amanah untuk menyantuni anak yatim dan dhuafa. Tiada lain dan bukan agar mereka terpenuhi pendidikannya, terjaga akhlaqnya dan terbuka hatinya  menerima cahaya Illahi.









Kepada semua pihak yang peduli kepada putra putri An Nahl ,.... yang begitu mengasihi  putra putri An Nahl, melalui infaq tunai maupun transfer, kami tiada pernah henti-hentinya menyampaikan Jazakumulloh khoir. Semoga Alloh membalas dengan kebaikan yang berlipat ganda. Insya Alloh amal ini mejadi kendaraan yang menghantarkan bapak/ibu menuju surga yang firdaus.









Para ustadz yang telah memberikan bekal ilmu agama, memimpin ta'lim dan mengajari sholat untuk putra putri An Nahl. Para guru yang membimbing hafalan juz 30, belajar calistung, belajar akhlaq mulia, belajar bahasa Inggris dan belajar memesak. Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang ilmunya menerangi dunia . Dan mereka layaknya syuhada yang berperang melawan kebodohan dan kemunduran moral, Insya Alloh surga adalah tempat pantas untuknya









Kepada Pak Todih selaku pemulung binaan yang selalu istoqomah menginfaqkan rizkinya kepada putra putri setelah mendapat infaq botol bekas mineral dari para pengurus, putra putri An Nahl & orang tua dan tetangga warga RT 04/RW 07. Kegiatan pengumpulan botol bekas mineral sungguh menjadi contoh yang sangat baik bagi kita semua untuk melatih semua pihak belajar kebersihan dan mendukung gerakan gemar berinfaq secara berjamaah. Mottonya : " berinfaq semudah tersenyum". Semoga gerakan menjadi kendaraan yang menghantarkan jamaah An Nahl menuju salah satu pintu surga. Aamiin









Rasa syukur yang tak terhingga karena sudah 2 tahun 7 bulan kami menyantuni putra putri An Nah dengan penuh kasih sayang. Pendidikan agama, akhlaq dan pendidikan umum sudah kami berikan. Santunan biaya SPP, LKS, Seragam Sekolah, Sepatu dan Tas sudah ditunaikan . Biaya berobat dokter dan pembagian sembako setiap bulan sudah terpenuhi. Rasa ikhlas sebagai jembatan untuk berkhidmat kepadaMu yaa Alloh...semoga terbangung kuat dan kokoh diantara kami pengurus An Nahl. Semoga Engkau memberikan kemampuan  kepada kami secara finansial dan fisik agar dapat mengembangkan sayap An Nahl bebih luas lagi. Menjemput anak yatim dan dhuafa yang bertebaran di muka bumi. Aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar