Senin, 22 Agustus 2016

Membiasakan Memberi bukan Menerima

Assalamu'alaikum Warohamtullohi Wabarokatuh
Nasihat hari ini untuk kita amalkan dalam hidup sehari hari

SETIAP KALI ENGKAU MEMPERBAIKI NIATMU
MAKA ALLOH AKAN MEMEPERBAIKI KEADAANMU

SETIAP KALI ENGKAU MEMBERIKAN KEBAIKAN KEPADA ORANG LAIN
MAKA ENGKAU AKAN MENDAPATKAN KEBAIKAN DARI ARAH YANG TDK DISANGKA

SAAT ENGKAU HIDUP UNTUK MEMBAHAGIAKAN ORANG LAIN
ALLOH AKAN MEMBERIKAN RIZKI BERUPA ORANG LAIN YG MEMBAHAGIAKAN KITA

MAKA BERUSAHALAH UNTUK MEMBERI BUKAN MENERIMA
KARENA SETIAP ENGKAU MEMBERI MAKA AKAN MENERIMA TANPA MEMINTA SEKALIPUN

Nasihat di atas menunjukkan bahwa agama kita adalah agama yang penuh Rahmat Kasih Sayang kepada sesama. Agama humanis yang menempatkan nilai-nilai sosial berupa kemanfaatan untuk  orang lain pada derajat paling tinggi dengan janji pahala berlipat ganda dan rizki berlimpah dari Illahi Robbi.

Marilah amalkan nasihat ini dalah kehidupan sehari-hari  agar kita menjadi hamba yang lebih baik dan mulia dihadapaNya di dunia dan akhirat. Aamiin

Wabillahi Taufiq Walhidayah. Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Rabu, 20 April 2016

Jangan Su'udzon dan Mudah Menghakimi Sesama

Alkisah, dalam buku hariannya, Sultan Turki Murad IV mengisahkan sepenggal kisah yang membuka mata hati kita jangan mudah berburuk sangka (su'udzon) dan menghakimi orang lain hanya dilihat dari penampilan luarnya saja. Beginilah kisahnya :

Suatu malam Sultan Murad merasan kekalutan yang mendalam dan beliau ingin mengetahui apa yang terjadi dengan perasaaanya itu. Beliau lalu memanggil Kepala Pengawal  dan memberitahukan perasaanya. Sultan berkata kepada pengawal:" Mari kita keluar sejenak". Perlu diketahui bahwa Sultan memang sering mengadakan blusukan di malam hari dengan cara menyamar.

Merekapun pergi hingga tibalah pada mereka disebuah lorong yang sempit. Tiba-tiba, mereka menemukan seorang laki-laki tergeletak di atas tanah. Sultan mengerak-gerakkan badan lelaki itu, badannya kaku, ternyata dia sudah meninggal. Orang-orang yang lalu lalang di sekitarnya tidak ada yang peduli. Lalu Sultan memanggil mereka, mereka tak mengerti kalau orang yang memanggil adalah Sultan. Mereka lalu bertanya:" Apa yag kau inginkan ? Sultan menjawab:"Mengapa orang ini meninggal tapi tidak ada satupun diantara kalian yang mau mengangkat jenazahnya ? Siapa dia? Dimana rumahnya? Mereka berkata :" Orang ini Zindik, suka menenggak minuman keras dan berzinah". Sultan menimpali:"Tapi bukankah ia termasuk ummat Muhammad, Sholallohu Aalihi Wassalam? Ayo angkat jenazahnya, kita bawa ke rumahnya.

Melihat suaminya meninggal, sang istripun menangis. Orang-orang yang membawa jenazahnya langsung pergi. Tingallah Sultan dan Kepala Pengawalnya. Dalam tangis istrinya berucap kepada jenazah suaminya:" Semoga Alloh merahmatimu wahai wali Alloh. Aku bersaksi bahwa engkau termasuk orang yang soleh. Mendengar ucapan itu Sultan Murad kaget. Bagaimana mungkin dia termasuk wali Alloh, sementara ornag-orang membicarakan tentang begini dan begitu, sampai-sampai mereka tidak peduli dengan kematiannya". Sang istri menjawab :"Sudah kuduga pasti akan begini". "Setiap malam suamiku keluar rumah, pergi ke toko-toko minuman keras, dia membeli minuman keras dari para penjual sejauh yang ia mampu. Kemudian minuman-minuman itu dibawa ke rumah lalu ditumpahkannya ke dalam toilet, sambil berkata "Aku telah meringankan dosa kaum muslimin".

"Dia juga pergi menemui para pelacur. memberi mereka uang dan berkata " Malam ini kalian sudah dalam bayaranku, jadi tutup pintu rumahmu sampai pagi". "Kemudian ia pulang ke rumah, dan berkata kepadaku :" Alhamdulillah malam ini aku telah meringankan dosa para pelacur dan pemuda-pemuda Islam itu". "Orang-orangpun hanya menyaksikan bahwa ia selalu membeli khomer dan menemui pelacur, lalu mereka menuduhnya dengan berbgai tuduhan menjadikan buah bibir". Suatu kali aku pernah berkata kepada suamiku ;' Jika kamu mati nanti, tidak ada kaum muslimin yang mau memandikan jenazahmu, mensholatimu dan menguburkan jenazahmu". Ia hanya tertawa, dan berkata : " Jangan takut bila aku mati, aku akan disholati oleh Sultanku dan para Auliya". Maka Sultanpun menangis, dan berkata: " Benar ! Demi Alloh, akulah Sultan Murad, dan besok pagi kita akan memandikannya, mensholatkannya dan menguburnya".

Demikianlah, akhir prosesi penyelenggaraan jenazah laki-laki itu yang dihadiri oleh Sultan, para lama,para masyaik, dan seluruh masyarakat.

* Demikian kisah ini ditulis, semoga memberi i'tibar bagi kita semua

Senin, 11 April 2016

Puisi Terakhir WS Rendra Sebelum Wafat


Hidup itu seperti "uap", yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap !!!
Ketika orang memuji "milikku", aku berkata bahwa ini "hanya titipan" saja.
Bahwa mobilku adalah "titipanNya"
Bahwa rumahku adalah "titipanNya"
Bahwa hartaku adalah "titipanNya"
Bahwa putra putriku adalah "tititpanNya"

Tapi mengapa akau tidak pernah bertanya : "mengapa Dia menitipkan semuanya padaku?"
"Untuk apa Dia menitipkan semuanya padaku?"
Mengapa hatiku justru terasa berat , ketika titipan itu diminta kembali olehNya?
Malahan ketika diminta kembali, kusebut itu  "musibah"
Kusebut itu "ujian"
Kusebut itu " petaka"
Kusebut itu apa saja...
Untuk melukiskan bahwa semuanya itu adalah "derita"

Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan "kebutuhan  duniawi"
Aku ingin lebih banyak "harta"
Aku ingin lebih banyak "mobil"
Aku ingin lebih banyak "rumah"
Aku ingin lebih banyak "popularitas"
Dan....kutolak "sakit"
Kutolak "kemiskinan"
Seolah semua derita adalah hukuman bagiku
Seolah keadilah dan kasihNya harus berjalan seperti penyelesaian matematika dan sesuai dengan kehendakku..

Bila aku rajn beribadah, maka selayaknyalah derita itu menjauh dariku
Dan nikmat dunia seharusnya kerap menghampiriku
Betapa curangnya aku, kuperlukan Dia seolah "mitra dagang"ku dan bukan sebagai "kekasih" !!!
Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku" dan menolak keputusanNya yang tidak sesuai dengan keinginanku..

Yaa Alloh...
Padahal aku ingat
"Hidup dan matiku" hanyalah untukMu
Yaa Alloh....
Ampuni aku yaa Alloh

Mulai hari ini ajari aku agar menjadi pribadi yang selalu bersyukur dalam setiap keadaan dan menjadi bijaksana, mau menuruti kehendakMu saja yaa Alloh...
Sebab aku yakin Engkau akan memberikan anugerah dalam hidupku...
KehendakMu adalah yang terbaik bagiku

* sajian puisi WS Rendra yang mudah-mudahan memberikan pelajaran bagi kita semua untuk selalu bersyukur padaNya dalam suka maupun duka. Semoga kita semua menjadi hamba yang selalu lebih baik dari waktu ke waktu. Aamiin